Pj Kades Ilath Klarifikasi Tuduhan Pemukulan Pemuda Saat Insiden Mabuk di Acara HUT RI ke-80

AMBON , INDOBORNEO NEWS – Penjabat (Pj) Kepala Desa Ilath Kecamatan Batabual Kabupaten Buru, Maluku, Lutfi Masbait, angkat bicara menanggapi tuduhan pemukulan terhadap seorang pemuda bernama Amade Lapandewa dalam insiden yang terjadi saat upacara penurunan bendera HUT RI ke-80 di Desa Ilath.

Masbait berkata kepada media , Rabu (20/08/2025) dengan tegas membantah tuduhan yang beredar di media sosial tersebut. Ia menyebut klaim yang disampaikan secara sepihak oleh Amade adalah fitnah yang mencemarkan nama baiknya sebagai kepala desa sekaligus mencoreng wibawa pemerintah desa.

“Kami memiliki saksi-saksi dari tujuh soa, tiga penghulu, serta tokoh masyarakat yang siap memberikan kesaksian bahwa tidak pernah terjadi pemukulan sebagaimana dituduhkan,” ujarnya saat dikonfirmasi via WhatsApp.

Insiden Saat Penurunan Bendera
Masbait menjelaskan bahwa insiden terjadi pada Minggu, 17 Agustus sore, saat upacara penurunan bendera Merah Putih tengah berlangsung khidmat di lapangan sepak bola Desa Ilath. Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat, pelajar, tokoh adat, dan unsur Forkopimcam.

Namun, suasana berubah saat Amade Lapandewa tiba-tiba datang dalam keadaan mabuk dan membuat keributan.

“Dia datang secara tiba-tiba dalam keadaan mabuk berat dan membuat onar saat acara sakral berlangsung. Tentu ini mencederai semangat peringatan kemerdekaan,” jelasnya kesal.

Masbait menambahkan bahwa ini bukan kali pertama Amade berulah. Sebelumnya, pada akhir Juli, ia telah dipanggil pemerintah desa karena kedapatan membawa minuman keras dan mabuk bersama sejumlah rekannya. Bahkan, saat itu Amade telah menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya.

“Ironisnya, insiden serupa terulang lagi, bahkan pada momen yang sangat sakral. Ini tentu menjadi catatan buruk, apalagi yang bersangkutan adalah seorang mahasiswa yang seharusnya menjadi teladan,” lanjutnya.

Upaya Damai Tidak Direspons
Menanggapi pertanyaan mengenai langkah penyelesaian secara kekeluargaan, Lutfi Masbait mengungkapkan bahwa pemerintah desa telah mengupayakan mediasi.

“Kami bersama tujuh soa, tiga penghulu, dan tiga kepala suku telah berusaha memanggil keluarga Amade untuk duduk bersama mencari solusi, namun undangan kami tidak direspons,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga ketertiban dan martabat desa, termasuk kesepakatan adat bersama yang telah melarang peredaran minuman keras di wilayah Desa Ilath.

“Saya tidak pernah menganggap Amade sebagai musuh. Ia adalah warga saya, adik saya, bagian dari desa ini. Teguran yang diberikan murni demi menjaga ketertiban umum, bukan tindakan kekerasan,” tandasnya.

Masbait mengimbau agar masyarakat, khususnya para pemuda dan mahasiswa asal Batabual, tidak mudah terprovokasi oleh informasi sepihak yang belum tentu benar.

“Saya membuka ruang mediasi dan tetap menjunjung asas kekeluargaan. Mari kita selesaikan persoalan ini dengan kepala dingin. Jangan mudah terhasut oleh narasi yang belum tentu sesuai fakta,” tutupnya. (R)

Sumber: Orasirakyat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *