SMKN 4 Sampit Terapkan Pendidikan Karakter Menyeluruh, Libatkan Orang Tua dan Lembaga Eksternal

SAMPIT – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Sampit, yang bertempat di Jalan HM Arsyad, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat pendidikan karakter peserta didik melalui berbagai langkah strategis dan terukur. Program ini tidak hanya diterapkan di dalam lingkungan sekolah, tetapi juga melibatkan peran aktif orang tua, lembaga keagamaan, dan instansi eksternal untuk menciptakan generasi yang berdisiplin, beretika, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.

Kepala SMKN 4 Sampit, Rusliharyanti, menjelaskan bahwa pembinaan karakter di sekolahnya tidak dilakukan secara instan, melainkan melalui sistem yang tertata dengan baik dan dijalankan secara konsisten oleh seluruh warga sekolah.

“Langkah pertama kami adalah menetapkan dan mensosialisasikan tata tertib sekolah kepada seluruh siswa dan orang tua. Jadi, sejak awal mereka paham aturan dan tanggung jawab yang berlaku di sekolah ini,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, keterlibatan orang tua menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan karakter. Sekolah mewajibkan setiap orang tua hadir minimal dua kali dalam setahun untuk memantau perkembangan anak, terutama pada momen pembagian rapor dan evaluasi hasil belajar.

“Kerjasama dengan orang tua sangat penting agar mereka tahu bagaimana perkembangan anaknya. Pendidikan karakter tidak bisa hanya diserahkan ke sekolah, tapi harus sinergi dengan keluarga,” tambahnya.

Selain itu, SMKN 4 Sampit juga menggandeng berbagai pihak luar, seperti Kompi Antang untuk pembinaan disiplin dan pengendalian emosi siswa, serta Kementerian Agama (Kemenag) Kotim untuk pembinaan rohani lintas agama.

“Kami melibatkan penyuluh agama dari berbagai kepercayaan. Karena kami yakin, kalau dasar keagamaannya kuat, pembinaan karakter lain akan lebih mudah dilakukan,” jelas Rusliharyanti.

Dalam praktik sehari-hari, sekolah juga menerapkan aturan ketat mengenai penggunaan telepon seluler (HP). Setiap siswa wajib menyerahkan HP kepada pihak sekolah saat datang dan baru dikembalikan ketika pulang. HP hanya boleh digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang difasilitasi guru.

“Tujuannya agar anak fokus belajar dan tidak terpengaruh hal-hal negatif dari penggunaan HP yang tidak terkontrol,” tegasnya.

Lebih jauh, Rusliharyanti menegaskan komitmen sekolah dalam mencegah kenakalan remaja melalui pendekatan edukatif dan pembinaan yang manusiawi.

“Kami berkomitmen mencegah dan menindaklanjuti setiap perilaku menyimpang dengan cara bijaksana. Jika ada siswa terlibat masalah, kami libatkan orang tua dan pihak terkait. Anak tetap diberi kesempatan untuk memperbaiki diri,” ungkapnya.

Ia juga menuturkan, bila pembinaan internal tidak cukup, sekolah bekerja sama dengan pesantren mitra untuk membantu proses rehabilitasi karakter siswa.

“Kalau anak bisa dibina dan menunjukkan perubahan, kami terima kembali di sekolah. Tapi jika tidak, kami komunikasikan dengan orang tua untuk mencari solusi terbaik,” katanya.

Rusliharyanti menegaskan bahwa seluruh upaya tersebut merupakan bentuk komitmen SMKN 4 Sampit dalam mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian kuat, disiplin, dan berakhlak baik.

“Kami ingin lulusan SMKN 4 bukan hanya siap kerja, tapi juga siap berperilaku baik dan menjadi kebanggaan masyarakat,” tutupnya. (Sg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *