BPS Ungkap Harga Beras Turun selama Oktober 2025, dari Penggilingan hingga Eceran

Indoborneonews,JAKARTA  – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan harga beras di tingkat penggilingan, grosir serta eceran selama Oktober 2025. Tercatat, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2025 turun sebesar 0,54 persen secara bulanan (mtm), tetapi naik sebesar 5,62 persen secara tahunan (yoy).

“Jika kita pilah menurut kualitas beras di penggilingan, maka beras premium turun 0,71 persen (mtm), tapi naik 4,96 persen secara yoy dan beras medium turun 0,46 persen secara bulanan tapi naik 6,13 persen secara tahunan,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di konfer.

Kemudian, untuk inflasi beras di tingkat grosir dan eceran pada bulan Oktober 2025, di tingkat grosir terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara month to month dan terjadi inflasi sebesar 5,26 persen secara year on year.

Sedangkan, di tingkat eceran terjadi deflasi sebesar 0,27 persen secara bulanan (mtm) dan terjadi inflasi sebesar 3,86 persen secara tahunan (yoy).

“Sebagai informasi, harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” ucap Pudji.

Sementara itu, BPS melaporkan bahwa terjadi inflasi pada Oktober 2025 secara bulanan sebesar 0,28 persen terhadap September 2025. Secara tahunan (yoy) juga terjadi inflasi sebesar 2,86 persen dan secara tahun .

“Sebagai informasi, harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” ucap Pudji.

Sementara itu, BPS melaporkan bahwa terjadi inflasi pada Oktober 2025 secara bulanan sebesar 0,28 persen terhadap September 2025. Secara tahunan (yoy) juga terjadi inflasi sebesar 2,86 persen dan secara tahun kalender (ytd) terjadi inflasi 2,10 persen.

Untuk nilai tukar petani (NTP) pada Oktober 2025 tercatat sebesar 124,33 atau turun 0,02 persen dibandingkan September 2025.

Penurunan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,06 persen, dimana kenaikan indeks ini lebih lambat dibanding indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,08 persen.

Sumber inews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *