INDOBORNEO NEWS, Sampit — Perkembangan teknologi yang begitu pesat kini mulai menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama terkait perilaku anak-anak yang semakin kecanduan menggunakan ponsel pintar (HP).
Di berbagai sudut lingkungan, mudah ditemukan anak-anak yang lebih memilih bermain game, menonton video, hingga mengakses media sosial dibandingkan dengan belajar atau membaca buku. Hal ini menjadi perhatian banyak orang tua dan warga.
Seorang warga di Kotawaringin Timur, yang tidak ingin disebutkan namanya, menyampaikan kegelisahannya kepada jurnalis kami.
“Sekarang anak-anak kalau disuruh belajar, banyak yang malas. Tapi kalau main HP, tidak ada capeknya. Bahkan ada yang sampai larut malam masih pegang HP di bawah selimut,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebiasaan ini membuat banyak anak terlihat menurun semangat belajarnya. “Mereka jadi sulit diajak ngobrol. Kalau HP diambil, marah. Kami sebagai orang tua jadi bingung juga harus bagaimana,” tambahnya.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di lingkungan perkotaan, namun juga mulai merambah ke wilayah pedesaan. Ponsel yang awalnya diberikan untuk mempermudah komunikasi dan mendukung proses belajar justru berubah menjadi sumber gangguan dalam tumbuh kembang anak.
Padahal, jika digunakan dengan bijak, HP dapat menjadi sarana yang bermanfaat untuk mengakses informasi, membantu belajar daring, dan menjalin komunikasi positif antara anak dan orang tua. Sayangnya, kurangnya pengawasan dan pembatasan waktu penggunaan membuat potensi positif itu justru tertutup oleh konten hiburan yang tak terkendali.
Masyarakat berharap ada perhatian serius dari para orang tua untuk lebih ketat dalam mengawasi dan mengatur waktu penggunaan gadget pada anak-anak, agar tidak mengganggu kewajiban utama mereka sebagai pelajar.
Jurnalis: Herman
Redaksi//