Indoborneonews,GAZA – Hujan deras pertama pada musim dingin mempersulit kondisi ribuan pengungsi di kamp tenda Muwasi, Gaza, pada Sabtu (15/11/2025). Air mengalir deras menembus kawasan yang selama dua tahun terakhir dibebani kerusakan parah akibat perang, demikian menurut laporan AP News.
Hujan yang mulai turun sejak Jumat membuat air merembes melalui sobekan terpal dan dinding tenda seadanya. Warga berusaha menggali parit untuk mencegah banjir masuk ke dalam tenda, tetapi hantaman angin kencang dan minimnya infrastruktur memperparah situasi.
Bassil Naggar, salah satu pengungsi, mengatakan dia baru saja membeli tenda baru seharga sekitar 712 dolar AS di pasar gelap dua minggu lalu karena tenda lamanya rusak oleh panas musim panas. Namun, tenda baru itu tetap bocor.
“Saya menghabiskan sepanjang hari Jumat mendorong air keluar dari tenda saya,” kata Naggar.
Dia menambahkan, tenda milik para tetangganya hancur dan barang-barang mereka rusak. “Genangan air setinggi beberapa inci, dan tidak ada drainase yang layak,” katanya.
Di antara genangan air, anak-anak terlihat bermain tanpa alas kaki sementara para perempuan membuat teh di bawah langit mendung. Sebagian pengungsi lainnya mencoba berteduh di bangunan-bangunan hancur yang berisiko runtuh, dengan lubang besar yang hanya ditutup plastik.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wilayah Muwasi menampung hingga 425.000 warga Palestina yang mengungsi awal tahun ini. Sebagian besar tinggal di tenda sementara setelah perang Israel-Hamas memaksa lebih dari dua juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka.
Sementara itu, tahapan pertama perjanjian gencatan senjata saat ini sedang mendekati akhir. Tahapan berikutnya, yang lebih menantang, mencakup pembentukan badan pemerintahan baru untuk Gaza serta penempatan pasukan stabilisasi internasional.
Namun hingga kini tidak jelas sejauh mana perkembangan kedua aspek tersebut, termasuk rencana perlucutan senjata Hamas.
Sumber inews.id












