indoborneo news, Jakarta – Kecurangan pada Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) sangat memprihatinkan. Padahal pelaksanaan seleksi penerimaan mahasiswa baru itu sudah diawasi secara ketat dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Pakar Kebijakan Pendidikan, Cecep Darmawan, mengatakan dunia pendidikan menghadapi tantangan besar menjaga integritas di era digital. Sehingga, meski berbagai sistem pengawasan telah diterapkan dengan ketat, kecurangan tetap terjadi.
“Ini jelas sangat memprihatinkan,” ujarnya pada perbincangan dengan RRI Pro 3, Selasa (29/4/2025). Menurut dia, kecurangan berkembang mengikuti kemajuan teknologi di mana oknum tertentu memanfaatkannya untuk membantu peserta ujian secara ilegal.
Cecep menduga ada sindikat secara sistematis ini mencari keuntungan dari praktik kecurangan ini. Karena itu, dia menekankan pentingnya penerapan sanksi pidana terhadap pelaku kecurangan seperti joki dan pembocor soal.
“Supaya ada efek jera, unsur pidananya harus dimasukkan agar lebih tegas,” ujarnya. Cecep juga menduga sebagian besar kasus kebocoran soal berasal dari kecurangan saat ujian berlangsung.
Terkait upaya pencegahan, penggunaan teknologi seperti jamming sinyal di lokasi ujian sempat diusulkan. Meskipun demikian, upaya ini hanya satu dari banyak strategi panitia yang dirahasiakan demi menjaga efektivitasnya. (Najwa Anisa)
sumber kbrn