Sorak Kemenangan Iringi Pembebasan Tahanan Palestina

Indoborneonews – SORAK sorai dan tangis haru menggema di Beitunia, Tepi Barat, Senin (13/10/2025). Israel membebaskan hampir dua ribu tahanan Palestina dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Kerumunan besar menyambut para tahanan yang turun dari bus Palang Merah Internasional. Mereka mengibarkan tanda kemenangan dan mengenakan syal keffiyeh sebagai simbol kebanggaan nasional.

Di Beitunia, beberapa tahanan diangkat ke pundak warga, sementara lainnya duduk kelelahan. Sementara itu, di Khan Younis, suara tembakan perayaan terdengar di udara.

Ribuan orang memenuhi jalan, melambaikan bendera dan meneriakkan nama para tahanan. Bagi mereka, hari itu menjadi penantian panjang yang akhirnya berakhir.

Di tengah perayaan, rasa lega bercampur dengan kenangan pahit. Banyak dari mereka kehilangan waktu, keluarga, dan masa muda selama di penjara.

 

Perjalanan Panjang dari Balik Jeruji
Kamal Abu Shanab, 51 tahun, dari Tulkarem, akhirnya kembali menghirup udara bebas. “Itu perjalanan penderitaan yang tak terlukiskan, lapar, penindasan, penyiksaan, dan kutukan, itu yang kami alami” ucapnya dilansir dari APnews.

Wajahnya tampak tirus dan matanya cekung. Ia mengatakan kehilangan 59 kilogram selama berada di penjara Israel.

Keponakannya, Farah Abu Shanab, mengatakan, keluarga terkejut melihat perubahan pamannya. Ia menggambarkan Kamal sebagai sosok yang nyaris tak dikenali setelah bertahun-tahun hidup dalam tekanan.

“Kami hampir tidak mengenalinya lagi. Paman kami tak seperti dulu, wajahnya tambak jauh berubah,” ujarnya.

Menurut daftar Israel, Abu Shanab dihukum atas pelatihan militer dan pembunuhan sukarela. Ia juga dituduh menjadi anggota organisasi yang tidak diakui pada 2007.

Ia ditangkap saat operasi militer Israel terhadap kelompok bersenjata di wilayah Tepi Barat. Setelah delapan belas tahun, akhirnya ia kembali memeluk keluarganya.

 

Mereka yang Dibebaskan
Dari hampir dua ribu tahanan, sekitar 1.700 di antaranya berasal dari Gaza. Mereka ditahan selama dua tahun perang tanpa dakwaan dan tanpa proses hukum.

Sebanyak 250 orang lainnya adalah tahanan dengan vonis hukuman penjara. Sebagian di antaranya terlibat dalam serangan terhadap warga Israel sejak awal 2000-an.

Kementerian Kehakiman Israel mencatat, 154 tahanan diasingkan ke Mesir. Mereka akan dikirim ke negara ketiga sesuai kesepakatan pembebasan.

Sisanya dibebaskan ke wilayah Tepi Barat dan Gaza untuk pemeriksaan medis. Mereka keluar dengan pakaian abu-abu penjara dan disambut keluarga yang menunggu.

Sebagian tahanan terlihat lemah setelah bertahun-tahun ditahan. Namun senyum mereka menggambarkan keteguhan yang tak padam meski hidup di balik jeruji.

 

Makna di Dua Sisi
Pembebasan ini menyentuh sisi emosional yang mendalam bagi kedua pihak. Bagi Israel, peristiwa itu menyakitkan karena sebagian tahanan terlibat dalam serangan mematikan.

Namun bagi rakyat Palestina, para tahanan dianggap pahlawan dan simbol perlawanan. Hampir setiap keluarga memiliki kerabat yang pernah ditahan oleh Israel.

Laporan dari PBB dan kelompok HAM menyebutkan adanya isolasi dan kekerasan di penjara. Kondisi itu menjadikan para tahanan simbol keteguhan rakyat Palestina.

Israel mengklaim mematuhi hukum internasional dan menyelidiki setiap laporan pelanggaran. Namun tuduhan kekerasan dan perlakuan buruk terus muncul dari berbagai lembaga HAM.

Meski pandangan kedua pihak berbeda, pembebasan ini menegaskan besarnya luka kemanusiaan akibat perang panjang. Bagi banyak orang, luka itu belum sepenuhnya sembuh.

 

Suasana di Gaza dan Tepi Barat
Di Khan Younis, ribuan orang menyambut para tahanan yang dibebaskan. Mereka berbaris di luar rumah sakit untuk memeluk keluarga yang lama menunggu.

Para tahanan menjalani pemeriksaan medis setelah keluar dari bus Palang Merah Internasional. Banyak di antara mereka menderita kekurangan gizi dan trauma psikologis.

Di Tepi Barat, kerumunan berkumpul di bukit dekat Penjara Ofer. Tentara Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.

Sebuah selebaran memperingatkan warga agar tidak mendukung organisasi yang disebut teroris. Namun warga tetap bersorak menyambut para tahanan yang bebas.

Malam itu, bau gas air mata bercampur dengan nyanyian kemenangan. Bagi warga Palestina, kebebasan layak dirayakan meski di bawah ancaman senjata.

 

Babak Baru, Luka Lama
Menurut daftar Hamas, di antara tahanan yang dibebaskan ada dua perempuan dan enam remaja. Sekitar tiga puluh laki-laki berusia di atas enam puluh tahun juga termasuk di dalamnya.

Dari 250 tahanan dengan vonis, 159 berasal dari Fatah dan 63 dari Hamas. Sisanya tidak berafiliasi atau tergabung dalam kelompok lain.

Sebagian besar ditangkap pada masa Intifada Kedua di awal 2000-an. Saat itu, kekerasan bersenjata menewaskan ribuan warga di kedua sisi.

Sumber kbrn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *