Sudan Kacau akibat Perang Saudara: Uang Tak Laku, Warga Transaksi Barter

Indoborneonews, KHARTUM  – Sudan dilanda perang saudara sejak 2 tahun terakhir, menyebabkan kekacauan politik, ekonomi, hinga keuangan. Warga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Perang antara pasukan pemerintah dengan pemberontak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) semakin sengit sejak sebulan terakhir. RSF menduduki Kota El Fasher setelah berada dalam penguasaan pasukan pemerintah, memicu pembunuhan ribuan sadis warga sipil.

Sistem perbankan ambruk setelah lebih dari 2 tahun perang, barter dan surat utang menjadi satu-satunya cara bagi banyak orang untuk mengamankan kebutuhan pokok.

“Saya tidak memegang uang kertas selama lebih dari 9 bulan,” kata Ali, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Dilling, Negara Bagian Kordofan, kepada AFP, dikutip Rabu (3/12/2025).

Dilling dikepung personel RSF. Seperti di wilayah lain, Dilling dan peralatan rumah tangga digunakan sebagai alat tukar untuk bahan pokok seperti tepung, beras, atau beberapa bahan bakar untuk kendaraan atau genset.

“Saya pernah menukar cangkul dan kursi dengan tiga karung sorgum (sereal),” kata pria 33 tahun itu.

Runtuhnya sistem perbankan, uang tunai seperti tidak bernilai lagi di beberapa wilayah.

Sudan dilanda perang saudara sejak 2 tahun terakhir, menyebabkan kekacauan politik hinga keuangan (Foto: AP)
Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga juga membayar transportasi umum dengan barang.

“Pengemudi ojek dan tuk-tuk (becak motor) diberi bahan bakar dan sabun sebagai ongkos,” kata Al Sadiq Issa, seorang relawan lokal.

Beberapa warga lain juga menawarkan jagung, tepung, atau gula sebagai imbalan untuk membayar jasa bengkel.

Saat pertempuran antara pasukan pemerintah dan RSF pecah di Khartoum pada awal perang tahun 2023, Bank Sentral, yang terhubung dengan jaringan antarbank SWIFT, dibakar kemudian diduduki oleh pemberontak selama hampir 2 tahun.

Bank-bank ditutup atau dijarah hingga brankas kosong, menyebabkan runtuhnya perekonomian.

Sebagai gambaran hancurnya mata uang sudan, 1 euro, yang sebelum perang bernilai 450 pounds Sudan, kini bernilai 3.500 di pasar gelap.

Sumber inews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *