SAMPIT. Indoborneonews.com– Kepala Bulog Kantor Cabang (KC) Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Azwar Fuad, memaparkan hasil pemantauan Satgas pangan Provinsi Kalimantan Temgah (Kalteng) yang melakukan kunjungan langsung ke sejumlah titik di Kotim beberapa waktu lalu. Pemantauan tersebut dilakukan sebagai upaya memastikan stabilitas harga beras di tengah gejolak harga pangan nasional.
Fuad menyampaikan bahwa tim Satgas bersama jajaran Bulog memeriksa harga di berbagai lini distribusi, mulai dari gudang distributor, pedagang pasar tradisional, pengecer, hingga retail modern. Langkah ini penting dilakukan untuk melihat secara nyata kondisi harga di lapangan dan mendeteksi sumber penyebab kenaikan harga.
“Salah satu temuan utama adalah harga beras premium di tingkat distributor yang sudah sangat mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujar Fuad, Minggu (16/11/2025).

Ia menjelaskan, tingginya harga tersebut dipengaruhi beberapa faktor utama, terutama kenaikan harga dari produsen. Selain itu, ongkos angkut dari daerah penghasil, seperti Jawa Timur menuju Sampit, turut menambah beban biaya. “Faktor ini membuat harga beras premium dari distributor sudah nepet menyentuh HET. Setelah ditambah margin saat dijual ke pengecer, harganya tembus di atas HET,” jelasnya.
Namun, kondisi berbeda ditemukan di retail modern. Berdasarkan hasil pengecekan, harga beras premium di toko modern cenderung stabil dan masih sesuai aturan pemerintah. Hal ini menunjukkan adanya disparitas harga antara pasar tradisional dan retail modern yang perlu dicermati.
Selain itu, Bulog memastikan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) aman dan terdistribusi dengan baik. SPHP yang dijual dengan harga terjangkau ini menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk menekan harga dan membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga wajar.
“SPHP di retail modern aman dan harganya sesuai aturan. Masyarakat kami imbau bisa lebih cermat dalam memilih tempat membeli beras,” katanya.
Fuad menekankan bahwa masyarakat memiliki alternatif lebih murah melalui SPHP, sehingga tidak perlu panik atau terburu-buru membeli beras premium yang dijual di atas HET di beberapa pasar tradisional. Ia juga meminta pedagang tetap mengikuti aturan harga agar tidak merugikan konsumen.
Lebih lanjut, Bulog Kotim bersama Satgas Pengendalian Harga berkomitmen meningkatkan intensitas pemantauan jelang akhir tahun, periode yang kerap memicu kenaikan harga sejumlah komoditas. “Bulog akan terus melakukan pemantauan dan intervensi pasar untuk menjaga stabilitas harga, terutama menjelang akhir tahun yang rawan memicu inflasi,” tegas Fuad.
Ia memastikan, apabila ditemukan indikasi penahanan stok atau kenaikan harga yang tidak wajar, Bulog siap melakukan operasi pasar maupun tindakan lainnya sesuai regulasi.
“Yang jelas, kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan beras dengan harga yang adil dan sesuai aturan pemerintah,” pungkasnya. (Sg).












