Indoborneonews, Jakarta – Program transmigrasi kini tidak lagi sekadar memindahkan penduduk, tetapi membangun pusat-pusat ekonomi baru. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan hal itu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/7/2025).
Sebelumnya, Menteri Transmigrasi di Jakarta menerima audiensi Bupati Aceh Utara, Ismail A dan Anggota DPR RI Roeslan. Pertemuan itu untuk membahas program transmigrasi di Kabupaten Aceh Utara.
Kementerian Transmigrasi akan mengirimkan 10 peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) ke Aceh Utara. Peneliti UGM akan memetakan potensi ekonomi transmigrasi Cot Girek, Aceh Utara khususnya sawit, karet, dan cokelat.
“Kami mulai dari data dan potensi nyata di Cot Girek,” katanya. Menurutnya, transmigrasi tidak sekadar memindahkan penduduk, tetapi membangun pusat-pusat ekonomi baru
“Transmigrasi saat ini tentang menciptakan kawasan ekonomi baru. Targetnya, kawasan transmigrasi bisa jadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal,” tambah Mentrans.
Cot Girek ditetapkan sebagai kawasan transmigrasi sejak 2017, dengan luas 29.000 hektare dan potensi besar di sektor sawit. Namun, ada tantangan seperti lahan gambut seluas 134 hektare yang membutuhkan normalisasi dan perbaikan drainase.
Transformasi Transmigrasi sekarang akan mendorong adanya skema kepemilikan lahan berbasis korporasi rakyat. Masyarakat diharapkan bisa bersama-sama mengelola lahan secara modern, terpusat, dan mendapat pendampingan tenaga ahli.
Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil menyambut baik rencana itu. Ia siap memfasilitasi kerja tim peneliti, serta percepatan pembangunan di Kawasan Transmigrasi Cot Girek.
“Kami ingin Cot Girek jadi contoh nyata bahwa transmigrasi bisa bangkit. Kami berharap transmigrasi sebagai kekuatan ekonomi daerah,” ujar Ismail.
Ismail berharap, dengan pendekatan baru ini, transmigrasi menjadi salah satu kunci pemerataan pembangunan. Serta, penguatan ekonomi lokal di seluruh Indonesia, termasuk Aceh Utara.
Sumber kbrn