Indoborneonews,Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS dalam pembukaan perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah naik 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp16.571 per dolar AS.
Pada perdagangan Selasa kemarin, rupiah ditutup turun 1,05 persen menjadi Rp16.481 per dolar AS. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dipengaruhi oleh perombakan kabinet, terutama perubahan posisi menteri keuangan.
“Pasar mencerna perubahan menteri dan mengalihkan perhatian pada potensi kesinambungan kebijakan serta reformasi untuk memperkuat perekonomian Indonesia,” kata Tim Analis Mirae Asset Sekuritas, Rabu (10/9/2025). Dibandingkan dengan kondisi saat Sri Mulyani meninggalkan jabatan sebelumnya, situasi saat ini didukung fundamental ekonomi yang lebih sehat.
“Pasar keuangan sudah lebih matang. Sehingga pelemahan pasar diperkirakan hanya bersifat sementara dan berpotensi mereda pada akhir pekan,” ujar Tim Mirae.
Saat ini, baik pasar global maupun domestik tengah menantikan hasil rapat pertemuan bulanan The Fed Minggu depan. The Fed diperkirakan akan cenderung dovish (longgar) setelah data ketenagakerjaan AS yang melemah pada Agustus.
“Pada waktu yang berdekatan, BI juga akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. BI diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya, mengingat volatilitas rupiah yang cenderung meningkat,” kata Tim Mirae menutup analisisnya.
Sumber Kbrn