BNPB: Ambruknya Pesantren Al-Khoziny jadi Bencana Terbesar 2025

Indoborneonews, Sidoarjo – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Senin (29/9/2025) merupakan bencana terbesar sepanjang 2025. BNPB menyebut, musibah itu juga tercatat dengan salah satu jumlah korban jiwa terbesar.

BNPB mercatat, hingga hari Senin (6/10/2025) ini, lebih dari 50 jiwa dilaporkan meninggal dalam insiden tersebut. Sementara belasan lainnya dilaporkan diperkirakan masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Jumlah korban jiwa tersebut jauh lebih besar dibandingkan bencana alam yang terjadi di beberapa daerah lainnya sepanjang 2025.
Ini adalah korbannya cukup banyak, jadi 50 orang lebih meninggal,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, Senin (6/10/2025).

“Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, gempa bumi yang di tempat lain. Termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo, semuanya korbannya hanya sedikit,” katanya.

Peristiwa ini pun mendapatkan atensi khusus dari Presiden RI Prabowo Subianto. Presiden telah memberikan arahan kepada BNPB dalam penanganan hingga evakuasi korban dengan maksimal.

“Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ucap Budi. Saat ini, operasi pencarian korban telah memasuki hari kedelapan.

Berdasarkan data BNPB, tercatat ada 104 orang selamat dan 50 korban lebih meninggal dunia. Diperkirakan masih ada 13 orang yang terjebak reruntuhan bangunan, berdasarkan data yang diberikan pihak pondok pesantren.

BNPB menargetkan proses evakuasi akan rampung hari ini, Senin (6/10/2025) malam. Proses pembersihan puing bangunan juga saat ini telah mencapai 75 persen lebih.

Untuk memberikan transparansi pada keluarga korban maupun masyarakat, proses evakuasi disiarkan secara langsung selama 24 jam. Menurut Budi, hal ini merupakan yang pertama terjadi sepanjang dirinya bertugas di BNPB.

“Pada kesempatan ini pula kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesaikan pencarian korban. Dari Basarnas maupun dari pihak Kodim sudah mengatur schedule, diharapkan hari ini akan selesai evakuasi dari yang diperkirakan,” katanya.

Di sisi lain Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, menyampaikan rasa duka cita dan keprihatinan mendalam atas musibah robohnya bangunan pondok pesantren yang menelan korban jiwa. Hingga kini, jumlah pasti korban masih dalam pendataan.

Anggota DPR RI Dapil Probolinggo-Pasuruan ini menyampaikan simpati disampaikan kepada para santri, keluarga korban, serta pengurus pondok pesantren yang terdampak. Menurutnya, peristiwa tragis ini harus menjadi peringatan keras bagi semua pihak.

“Banyak pondok pesantren dan sekolah berasrama berada di wilayah rawan bencana. Keselamatan para santri harus ditempatkan sebagai prioritas utama,” katanya.

Sumber kbrn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *