Indoborneonews,Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi bencana hidrometeorologi dalam sepekan ke depan. Terutama, hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, hujan dengan intensitas ekstrem saat ini sudah melanda beberapa provinsi di Indonesia. Di antaranya Jakarta, Banten, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Papua Tengah, Jambi, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Guswanto menyebut, penyebab curah hujan ekstrem di tengah musim kemarau ini dipengaruhi oleh adanya Madden-Julian Oscillation (MJO). MJO adalah fenomena gelombang atau osilasi nonmusiman di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi sekitar 30-60 hari.
Dikutip dari laman BMKG, Selada (12/8/2025), fenomena MJO sangat berpengaruh pada anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya. Selain itu, gelombang atmosfer hingga sirkulasi siklonik turut membuat peningkatan curah hujan.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, Indeks Dipole Mode saat ini bernilai negatif. Hal itu menandakan keberadaan aliran massa udara dari Samudra Hindia ke Indonesia.
Faktor tersebut menjadikan pertumbuhan awan hujan semakin masif. Kondisi ini menimbulkan hujan lebat yang disertai dengan petir atau kilat serta angin kencang.
Perkiraan hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang bisa terjadi di beberapa wilayah. Di antaranya, hujan lebat disertai kilat/petir: 11-13 Agustus 2025 di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Hujan lebat dengan intensitas menurun: 14-16 Agustus 2025 di Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Papua Pegunungan. Angin kencang: 14-16 Agustus 2025 di Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan
Cuaca hujan seperti ini juga harus menjadi kewaspadaan bagi para wisatawan. BMKG mengimbau untuk berhati-hati jika ingin berkunjung ke Pantai Selatan Jawa dan Bali.
Hal ini mengingat di wilayah teraebut gelombang bisa jadi lebih tinggi dari biasanya. Terlebih, bagi para pelaut atau nelayan.
BMKG juga mengingatkan warga untuk terus memantau peringatan BMKG. Sebab, dikhawatirkan ada gelombang tinggi yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Begitu juga bagi aktivitas udara, di mana awan konvektif dan Cumulonimbus bisa mengganggu penerbangan. Meliputi, wilayah Sumatra, Banten, Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Natuna, Kalimantan, Selat Makassar, dan Papua.
Sumber Kbrn