SAMPIT- Perundungan atau bullying masih menjadi tantangan serius di dunia pendidikan. Menyadari hal itu, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Mentawa Baru (MB) Hulu, di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang ramah anak dan bebas dari segala bentuk kekerasan maupun perilaku menyimpang.
Kepala SDN 6 Mentawa Baru Hulu, Kirno, menegaskan bahwa pihaknya terus mengedepankan langkah-langkah preventif dan edukatif dalam mencegah perundungan, baik bagi siswa, guru, maupun orang tua.
“Sebagai sekolah ramah anak, kami sadar potensi bullying bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah kami. Karena itu, kami melakukan sosialisasi kepada orang tua, pembinaan kepada siswa, serta memasang berbagai banner dan spanduk berisi imbauan serta ancaman sanksi bagi pelaku,” ujar Kirno, Kamis (16/10/2025).
Ia menjelaskan, SDN 6 telah melaksanakan berbagai program untuk memastikan lingkungan sekolah tetap aman dan nyaman bagi siswa.
Selain pendekatan internal, Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A-P2KB) dalam memberikan edukasi tentang bahaya dan dampak bullying.
“Kami pernah bekerja sama dengan DP3A-P2KB. Mereka datang langsung memberikan sosialisasi kepada siswa tentang pentingnya menolak segala bentuk perundungan,” tambah Kirno.
Tidak hanya itu, sekolah juga menggelar kegiatan menonton film edukatif bertema anti-bullying di Bioskop CitiMall Sampit pada 13 Oktober lalu.
Kegiatan tersebut diikuti hampir seluruh siswa, sebagai bagian dari pembelajaran menyenangkan yang menanamkan nilai empati dan saling menghargai.
“Anak-anak kami ajak menonton film Cyber Bullying agar mereka memahami dampak buruk perundungan di dunia nyata maupun di media sosial,” ujarnya.
Kirno menilai, dampak bullying terhadap anak sangat besar dan tidak hanya melukai secara fisik, tetapi juga psikologis. Korban bisa mengalami trauma, kehilangan kepercayaan diri, hingga enggan bersekolah.
“Dalam kasus berat, anak bisa mengalami depresi dan gangguan mental. Karena itu, pencegahan harus dilakukan sejak dini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam upaya pencegahan. Menurutnya, sekolah dan keluarga harus berjalan beriringan agar anak-anak terlindungi, baik di sekolah maupun di rumah.
“Kami mengajak orang tua bergandengan tangan, saling melindungi putra-putri kita. Waktu anak lebih banyak di rumah dibanding di sekolah, jadi pengawasan bersama sangat penting,” pesannya.
Kirno menambahkan, perundungan tidak selalu terjadi antar siswa di sekolah, namun juga bisa datang dari pihak luar. Karena itu, semua pihak diminta waspada dan responsif terhadap tanda-tanda awal terjadinya kekerasan.
“Dampak bullying luar biasa. Maka mari kita jaga anak-anak agar tidak menjadi korban maupun pelaku,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pengawas sekolah, koodinator wilayah, dan Dinas Pendidikan Kotim atas dukungan dan pembinaan yang terus diberikan dalam memperkuat program pencegahan bullying di SDN 6 MB Hulu. ( sg )












