Indoborneonews,Jakarta – Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, menyoroti konflik Thailand dan Kamboja yang kian meningkat belakangan ini. Ia menyebut ketegangan tersebut disebabkan sejarah panjang perbatasan yang tidak pernah tuntas hingga kini.
“Masalah ini sudah berakar sejak masa penjajahan dengan penetapan batas wilayah yang tidak disepakati,” ujarnya kepada Pro 3 RRI.
Suzie menegaskan bahwa konflik perbatasan ini diperburuk keterlibatan kekuatan global yang memiliki kepentingan politik berbeda. Menurutnya, Kamboja semakin dekat dengan Tiongkok, sedangkan Thailand memiliki hubungan strategis dengan pangkalan militer Amerika.
“Kamboja dipengaruhi kepentingan Tiongkok, sementara Thailand bersekutu erat dengan kekuatan Amerika di kawasan,” ujar Suzie.
Lebih lanjut, ia menilai perdagangan gelap dan peredaran narkoba di jalur perbatasan turut memperkeruh situasi kawasan tersebut. Suzie berpendapat pemerintah kedua negara harus memperketat pengawasan agar tidak terjadi konflik berkepanjangan.
“Jalur ilegal sering digunakan penyelundupan narkotika sehingga memicu ketegangan antar aparat keamanan,” ucap Suzie.
Ia juga menekankan Indonesia memiliki peluang besar untuk kembali menjadi mediator perdamaian antara kedua negara. Menurutnya, pengalaman diplomasi Indonesia pada tahun 2011 ketika memimpin ASEAN dapat dijadikan pedoman penting.
“Indonesia pernah memfasilitasi gencatan senjata Thailand-Kamboja, dan berhasil menjaga stabilitas kawasan,” kata dia.
Suzie pun mengingatkan pemerintah Indonesia agar mewaspadai potensi konflik serupa di perbatasan nasional. Menurutnya, penanaman nasionalisme sejak dini sangat penting untuk mencegah kerugian wilayah di masa depan.
“Kesadaran nasional harus diperkuat agar kedaulatan negara tetap terjaga dengan baik,” ujarnya menandaskan.
Sumber kbrn