Indoborneonews,Jakarta – Prancis tengah menghadapi kebakaran hutan terbesar dalam hampir delapan dekade, yang melanda wilayah Aude di Prancis selatan. Kebakaran ini telah berlangsung selama tiga hari hingga, Kamis (7/8/2025), dilansir dari Reuters.
Lebih dari 16.000 hektare lahan telah terbakar, menjadikannya kebakaran hutan paling luas di Prancis sejak 1949. Menurut otoritas setempat, satu orang dilaporkan tewas, tiga orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan dua orang berada dalam kondisi kritis.
Puluhan rumah dilaporkan hancur akibat amukan api, dan hingga Kamis pagi, kobaran api masih belum berhasil dikendalikan. Christophe Magny, salah satu pejabat yang memimpin operasi pemadaman, menyatakan pihaknya terus berupaya memadamkan api.
Kebakaran bermula, Selasa (5/8/2025), menyebar dengan sangat cepat membakar area yang luasnya mencapai satu setengah kali ukuran Paris. Lokasinya berada sekitar 100 kilometer dari perbatasan Spanyol dan tidak jauh dari pesisir Laut Mediterania.
Menteri Lingkungan Hidup Prancis, Agnes Pannier-Runacher, menyatakan saat ini api mulai melambat penyebarannya. Dalam wawancaranya dengan radio France Info, ia juga menekankan kondisi cuaca memainkan peran penting dalam memperparah situasi.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan kawasan Mediterania menghadapi risiko tinggi kebakaran hutan. Risiko ini meningkat karena musim panas yang semakin panas dan kering akibat perubahan iklim.
Kantor cuaca nasional Prancis telah mengeluarkan peringatan tentang gelombang panas baru. Gelombang panas ini diperkirakan akan melanda bagian selatan Prancis mulai Jumat dan berlangsung selama beberapa hari.
Suhu ekstrem ini dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kebakaran dan menyulitkan upaya pemadaman. Otoritas setempat bersama tim pemadam kebakaran terus berupaya mengatasi bencana ini dan melindungi warga serta infrastruktur dari kerusakan.
Sumber kbrn