Indoborneonews,Jakarta – Situasi keamanan di Nepal kembali kondusif pasca-aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh. Warga kembali beraktivitas seperti biasa dan jalan-jalan dipadati kendaraan, termasuk tempat-tempat wisata kembali ramai dikunjungi.
Demikian disampaikan Sekretaris III Kedutaan Besar RI (KBRI) Dhaka, Bangladesh, Robbi Firly Harkha. “Aktivitas warga mulai normal, situasi di ibu kota Kathmandu juga sudah normal,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Robbi mengatakan aktivitas Bandara Tribhuvan International Airport sudah kembali normal, dan maskapai-maskapai penerbangan pun sudah beroperasi. Situasi kondusif berlangsung setelah militer mengambil alih kekuasaan menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Sharma Oli dan Presiden Ram Candra Pel.
Pengambilalihan kendali pemerintahan oleh militer dilakukan demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban. Jam malam diberlakukan agar situasi tetap kondusif, dan warga dapat beraktivitas di luar rumah jika ada kebutuhan mendesak.
“Perlahan-lahan situasi menunjukan semakin membaik pasca-kerusuhan, berbagai tempat mulai beraktivitas meskipun memang ada pembatasan jam malam,” ujar Robbi. Hal ini demi keamanan masyarakat dan warga negera asing yang tinggal di sana.
Pihak KBRI memastikan warga negara Indonesia (WNI) di Nepal dalam keadaan aman. Saat ini 134 WNI di sana, sebanyak 57 orang di antaranya menetap dan menikah dengan warga lokal.
KBRI sudah berhasil memulangkan 17 WNI peserta delegasi kegiatan konferensi internasional di Nepal ke Tanah Air. Sementara itu, belasan WNI tertunda pemulangannya karena bandara ditutup selama dua hari.
“Kini bandara sudah berjalan dan 17 orang sudah tiba di Tanah Air,” ujar Robbi. Menurut dia, pihak Kemlu juga sudah memastikan kelancaran pemulangan WNI,” jelasnya.
KBRI Dhaka terus memantau situasi keamanan di Nepal melalui Konsul Kehormatan, serta berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat. KBRI juga intensif berkomunikasi dengan WNI di Nepal dan memberikan imbauan-imbauan melalui media sosial.
Sebelumnya, aksi protes berujung kerusuhan pecah di Nepal, dimotori amak-anak muda atau Gen Z. Mereka mengecam keras perilaku hedon dan korupsi para pejabat di Nepal.
Massa membakar gedung pemerintahan dan toko-toko serta mengambil barang-barang. Pejabat negara menjadi sasaran amarah para demonstran.
Sumber kbrn