Indoborneo news,Jakarta- Nilai tukar rupiah masih terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Senin (28/4/2025). Menurut Bloomberg, rupiah turun 0,15 persen atau 26 poin menjadi Rp16.855 per dolar AS.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pasar masih diguncang sinyal yang saling bertentangan antara Washington dan Beijing. Presiden AS, Donald Trump, mengatakan negosiasi dengan Tiongkok tentang tarif perdagangan sedang berlansung.
“Namun Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, tidak mendukung pernyataan Trump,” ujarnya. Menurut Ibrahim, Tiongkok juga membantah adanya pembicaraan yang sedang berlangsung dengan AS.
Peserta pertemuan musim semi IMF dan World Bank juga mengatakan masih adanya konflik terkait tarif perdagangan. Di antaranya, konflik antara pemerintahan Trump dan negara-negara mitra dagangnya yang terkena tarif besar.
“Investor juga sedang mengamati perundingan tentang nulkir antara Iran dan AS yang berlangsung di Oman,” ucap Ibrahim. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araqchi, mengatakan akan sangat berhati-hati dalam perundingan tersebut.
Pemerintahan AS juga mendesak Rusia dan Ukraina segera membuat kesepakatan damai. Desakan itu disampaikan setelah Trump bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Vatikan saat prosesi pemakaman Paus Fransiskus.
Di dalam negeri, pelaku pasar merasa pesimistis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Ini setelah sejumlah lembaga internasional merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi di bawah 5 persen tahun ini.
“Indonesia harus mampu menaikkan laju pertumbuhan secara konsisten dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sekitar 6,76 persen,” kata Ibrahim. Menurut dia, target tersebut harus dicapai selama periode 2026-2029 jika ingin pertumbuhan ekonomi 8 persen tercapai.
Untuk mencapainya, pemerintah perlu melakukan akselerasi yang terencana. Terutama dalam meningkatkan investasi, memperluas ekspor ke pasar nontradisional, serta mempercepat transformasi sektor manufaktur dan digital.
“Pemerintah juga harus memperluas basis pajak,” kata Ibrahim. “Tujuannya agar mampu membiayai program-program prioritas pembangunan di negara ini”.
sumber KBRN