Akademisi: Alih Fungsi Lahan Penyebab Lembang Rawan Bencana

Indomarco news, Jakarta -Cuaca ekstrem mengakibatkan bencana tanah longsor di sejumlah wilayah Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar menyatakan terdapat 10 desa di sana yang terdampak.

Alih fungsi lahan dinilai sebagai penyebab Lembang makin menjadi daerah rawan bencana. Demikian dikatakan staf pengajar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam Achmad Sadisun.

Menurut dia, sudah banyak dataran tinggi di Lembang menjadi kawasan hunian akibat makin bertambahnya penduduk. “Sejumlah kawasan tangkapan air juga berubah menjadi kawasan wisata,” ujarnya pada perbincangan dengan RRI Pro 3, Minggu (18/5/2025).

Imam menyatakan kurangnya tangkapan air menyebabkan kondisi tanah semakin labil dan mudah bergerak. “Air yang seharusnya dapat tertahan dan tertangkap pepohonan justru menggerus tanah dan membuat mudah terjadi longsor,” ucapnya.

Pakar geologi terapan itu menambahkan hal ini diperparah dengan kondisi drainase yang tidak baik. Sehingga air yang tidak tertangkap semakin meluap dan memperparah terjadinya longsor.

Imam menyarankan upaya-upaya mitigasi yang lebih masif untuk memetakan daerah rawan bencana di Lembang. “Sehingga nanti bisa diambil langkah-langkah antisipatif agar tanah yang sudah labil tersebut tidak mudah longsor,” katanya.

Misalnya, perbaikan sistem drainase serta mengisi lahan dengan tanaman berakar kuat untuk meningkatkan stabilitas lereng. Bisa juga dengan mengurangi kemiringan tanah dengan metode terasering.

Masyarakat setempat pun perlu mendapatkan edukasi tentang potensi longsor di wilayahnya. “Jika ternyata potensi bencananya sangat tinggi, jalan terakhir adalah merelokasi ke wilayah yang lebih aman,” ujar Imam.

Sementara itu, BPBD Jabar terdapat 10 desa di Kecamatan Lembang dilanda bencana longsor selama kurang dari sepekan. Yaitu Desa Cibogo, Wangunsari, Lembang, Jayagiri, Pagerwangi, Kayuambon, Mekarwangi, Langensari, Gudang Kahuripan, dan Cikole.

Sumber kbrn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *