indoborneo news,Jakarta -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir bandang di Distrik Catubouw, Pegunungan Arfak, Papua. mengakibatkan 15 orang meninggal dunia. Sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian oleh BPBD, Basarnas, TNI/POLRI, dan masyarakat setempat.
Demikian fakta itu disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers BNPB, Jumat (23/5/2025). Dari total korban meninggal, kata. Abdul, delapan orang telah berhasil diidentifikasi.
Sementara tujuh orang lainnya masih dalam proses identifikasi dan sedang dalam perjalanan menuju RS Bhayangkara untuk penanganan lebih lanjut. “Satu orang yang sebelumnya dilaporkan hilang, yakni Erik (25 tahun), telah dipastikan dalam kondisi sehat dan berada di Kampung Kenyum,” ujarnya.
Abdul menyampaikan Meskipun tidak ada laporan kerusakan material maupun pengungsian, proses pencarian dihadapkan pada berbagai tantangan berat. Medan yang terjal dan sulit diakses, cuaca yang tidak menentu, arus sungai yang deras, hingga keterbatasan alat dan jaringan komunikasi menjadi hambatan serius di lapangan.
“Kondisi suhu yang sangat dingin pada malam hari turut memengaruhi stamina dan kesehatan para petugas,” ucapnya. Saat ini, menurut Abdul, beberapa kebutuhan mendesak telah diidentifikasi guna mendukung kelancaran proses evakuasi.
Di antaranya makanan dan minuman untuk personil, alat bantu komunikasi dan penerangan, alat pelindung diri (APD) dan perlengkapan tidur. Kemudian, kendaraan operasional, ambulans jenazah, bahan bakar, serta alat berat untuk akses dan pencarian di medan sulit.
“BPBD Kabupaten Pegunungan Arfak bersama pihak terkait terus berkoordinasi secara intensif. Yakni guna memastikan penanganan darurat berjalan optimal,” ujarnya.
BNPB mengimbau seluruh personil di lapangan untuk mengutamakan keselamatan dalam proses evakuasi, mengingat medan yang ekstrem dan cuaca tidak menentu. “Masyarakat diminta tidak menyebarkan foto atau informasi korban yang belum terverifikasi dan mendukung penuh upaya pencarian,” kata Abdul lagi.
Sebelumnya, banjir bandang terjadi pada Jumat malam, (16/5), sekitar pukul 21.00 WIT, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama hampir tujuh jam sejak pukul 13.00 WIT. Derasnya aliran air menghantam lokasi camp para penambang emas tradisional, menyeret tenda dan peralatan mereka.
Dalam beberapa hari setelah kejadian, korban mulai ditemukan secara bertahap, yakni 1 orang pada Minggu (18/5), 5 orang pada Senin(19/5), 3 orang pada Selasa(20/5), dan 5 orang pada Rabu (21/5).
sumber kbrn