Indoborneonews,Rusia- Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan tegas kepada Ukraina terkait kelanjutan perang. Ia menegaskan, masih ada peluang untuk mengakhiri konflik perang Rusia-Ukraina melalui jalur negosiasi.
Menurut Putin, syarat utama adalah akal sehat harus menang. Ia menegaskan, dirinya lebih memilih jalan diplomasi.
“Jika diperlukan, Rusia siap menyelesaikan perang dengan kekuatan militer. Sepertinya bagi saya, jika akal sehat menang, akan mungkin dicapai solusi yang dapat diterima untuk mengakhiri konflik ini,” kita Putin dalam keterangann dilansir dari Reuters, dikutip Sabtu (6/9/2025).
Tidak hanya itu, Putin mengungkapkan, Ukraina harus mampu memahami kekuatan militer yang miliki Rusia. “Jika tidak, maka kami harus menyelesaikan semua tugas yang ada di depan kami dengan kekuatan senjata,” ucap Putin.
Ia menyebutkan, masih ada secercah harapan dalam upaya perdamaian. Putin menilai Amerika Serikat menunjukkan upaya yang tulus dalam mencari penyelesaian.
Menurut Putin, pemerintahan Presiden Donald Trump tengah berusaha menemukan solusi. Ia melihat niat tulus AS, bukan hanya sebatas pernyataan politik, membuatnya berharap situasi bisa berkembang ke arah positif.
Namun, ia mengingatkan bahwa jika diplomasi gagal, Rusia akan menuntaskan perang dengan kekuatan senjata. Meski membuka ruang negosiasi, Putin tidak mengubah tuntutan lamanya dengan tetap menolak kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO.
Putin juga menyatakan kesediaannya untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelenskiy. Menurutnya, pertemuan hanya bisa dilakukan di Moskow dan menekankan bahwa pertemuan itu harus dipersiapkan secara matang.
Putin juga menginginkan hasil nyata dari setiap dialog yang dilakukan, namun, Ukraina segera menolak ide tersebut. Meski demikian, Zelenskiy tetap mendorong adanya pertemuan dengan Putin.
Ia ingin membahas syarat-syarat kemungkinan tercapainya kesepakatan damai. Namun, kedua pihak hingga kini masih memiliki perbedaan pandangan yang sangat jauh.
Dalam tekanan tersebut, Zelenskiy juga mendesak Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia. Di sisi lain, Trump berupaya menengahi perundingan antara kedua pemimpin itu.
Sumber kbrn